Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sinopsis A Beautiful Mind (2001): Perjuangan Ahli Matematika Melawan Skizofrenia

Film A Beautiful Mind mengisahkan kisah nyata tentang Profesor John Nash (Russell Crowe), seorang ahli matematika jenius yang mengidap gangguan mental skizofrenia. Dimana dalam kehidupannya dia tidak dapat membedakan mana yang kenyataan dan mana yang khayalan. Antara kenyataan dan khayalan keduanya, tercampur sehingga membuat kehidupan Profesor Nash kacau.


Film ini dimulai dari masa Profesor John Nash kuliah. John Nash kuliah di Universitas Princeton. John Nash muda digambarkan sebagai seorang introvert yang aneh. Nash memiliki sifat pendiam, kikuk saat berbicara dengan orang lain. Nash pun memiliki pola pikir bahwa semua orang tidak menyukainya sehingga dia menjadi rendah diri dan tidak percaya pada orang lain. Terkadang pula Nash agak arogan dan meremehkan orang lain. Pada masa kuliahnya Nash tidak pernah mengikuti satu kelas pun, karena dia menganggap bahwa belajar di kelas akan membuat otaknya tumpul. Nash menghabiskan hari-harinya pada masa kuliah dengan belajar diluar kelas. Nash memiliki kebiasan aneh mencatat pola dari berbagai hal yang terjadi sekitar kampus, lalu menghitung dan membuat rumus polanya di jendela asrama dan jendela perpustakaan.

Di Universitas Princeton Nash ditemani oleh teman sekamarnya Charles Herman, yang memiliki keponakan bernama Marcee. Nash berteman baik dengan Charles. Charles membantu menenangkan Nash pada saat-saat sulit. Charles juga berjasa memotivasi Nash pada saat dia tertekan, sampai Nash berhasil menemukan ide untuk disertasinya.

John Nash akhirnya lulus dari Princeton dan mendapatkan gelar doktor dengan menemukan teori yang bertentangan dengan teori bapak ekonomi dunia, Adam Smith. Teori yang ditemukan John Nash disebut sebagai teori keseimbangan.

John Nash lalu bekerja sebagai peneliti di Wheller Defense Lab, MIT. Selain sebagai peneliti, Nash juga menjadi pengajar di MIT. Di MIT inilah Nash menemukan wanita yang menjadi istrinya. Wanita itu bernama Alicia Larde, yang merupakan mahasiswinya sendiri.

Hidup Nash mulai berubah saat dia menerima tugas dari pentagon untuk memecahkan pola-pola rahasia yang berisikan koordinat-koordinat target serangan nuklir Rusia. Nash mendapat tugas memecahkan pola-pola rahasia itu dari William Parcher. Hidup Nash pun kemudian hanya berfokus untuk memecahkan pola tersebut. Setiap hari Nash meneliti berbagai majalah terbitan terbaru yang diyakininya memiliki pola rahasia dari Rusia. Hidupnya makin ruwet karena dirinya merasa setiap gerak geriknya diawasi oleh mata-mata rusia yang ingin membunuhnya. Hidupnya jadi kacau balau, diliputi dalam kecemasan. Hal ini juga berimbas pada hubungannya dengan istrinya Alicia. Hubungan mereka menjadi memburuk.

Puncak dari masalah ini terjadi saat Nash ditangkap oleh dokter jiwa pada saat berpidato di Harvard. Akhirnya diketahuilah bahwa Nash ternyata mengalami gangguan mental skizofrenia. Charles Herman, Marcee, dan William Parcher ternyata mereka semua hanyalah khayalan dari Nash. Selama kuliah Nash nyatanya tidak memiliki teman sekamar, dia hanya seorang diri di kamar asrama princeton. Tidak ada misi rahasia, tidak ada pola rahasia, tidak ada mata-mata Rusia, semuanya ternyata adalah khayalan dari pikiran Nash. Namun hal itu adalah hal yang sulit diterima bagi penderita skizofrenia seperti Nash. Untuk meringankan penyakitnya Nash pun harus mengkonsumsi obat setiap harinya. Dengan bantuan dan perhatian dari istrinya, gangguan skizofernia Nash mulai berkurang.

Sampai suatu saat Nash berhenti untuk mengkonsumsi obatnya karena menurutnya obat tersebut membuat kecerdasannya menurun. Tentu Alicia tidak mengetahui bahwa Nash berhenti untuk mengkonsumsi obat dari rumah sakit. Akibatnya khayalan Nash kembali muncul lagi. Nash kembali mengumpulkan majalah-majalah untuk mencari pola koordinat, dibawah komando teman khayalannya William Parcher. Nash melakukan misiya secara tersembunyi di suatu gudang lama dekat rumahnya.

Misi rahasianya pun terungkap oleh istrinya. Nash dan istrinya pun bertengkar hebat. Alicia bahkan mengancam akan mengembalikan Nash ke rumah sakit jiwa. Nash pun memohon pada Alicia agar tidak dikembalikan ke rumah sakit jiwa. Alicia akhirnya luluh. Walaupun keadaan begitu sulit, Alicia tetap memberikan semangat untuk suaminya.

Nash pun berusaha untuk melawan penyakit skizofrenianya dengan kekuatannya sendiri. Nash kembali ke Princeton sebagai terapi untuk penyakitnya. Nash bahkan mengikuti kelas perkuliahan. Seiring berjalannya waktu Nash pun mulai mencoba untuk mengabaikan teman khayalannya. Secara perlahan, Nash akhirnya tidak terganggu lagi oleh teman khayalannya.

Nash menghabiskan masa tuanya di Princeton. Di usia senjanya Nash mendapatkan hadiah nobel atas teori keseimbangannya yang berpengaruh terhadap politik dan ekonomi dunia. Hadiah nobel itu diterimanya pada tahun 1994.

Film ini membuka mata saya tentang skizofrenia. Bagaimana sulitnya untuk menghadapi kenyataan bahwa sesuatu yang telah kita percayai dan yakini ternyata hanyalah suatu khayalan. Saya jadi ikut merasakan apa yang dirasakan oleh penderita skizofrenia. Selain itu kesabaran istri Nash, Alicia juga patut dicontoh. Karena memang itulah yang dibutuhkan penderita penyakit mental, kehadiran dan perhatian dari orang terdekat. Bukan pengucilan atau bahkan dipasung seperti kasus yang sering terjadi di Indonesia. Menurut saya ini adalah salah satu film terbaik yang pernah saya tonton.

Informasi Film A Beautiful Mind
Sutradara : Ron Howard
Penulis naskah : Akiva Goldsman, Sylvia Nasar (buku)
Pemeran utama : Russell Crowe, Ed Harris, Jennifer Connelly
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : Inggris
Tanggal rilis : 4 Januari 2002 (Amerika Serikat)
IMDB rating : 8,2/10

1 comment for "Sinopsis A Beautiful Mind (2001): Perjuangan Ahli Matematika Melawan Skizofrenia"

  1. Sinopsis film A Beautiful Mind, Review Film A Beautiful Mind, Cerita film A Beautiful Mind, Plot film A Beautiful Mind

    ReplyDelete